Tepatnya pada Rabu, 21 September 2011, kami memulai kelas bahasa Indonesia untuk yang pertama kalinya. Dan pada tanggal inilah kami bertemu dengan Ibu Niknik. Pada saat kelas dimulai Beliau membukanya dengan memperlihatkan sebuah video dimana yang menampilkan beragam hal mengenai Tanah Air kita tercinta dengan suasana kelas yang tenang serta diiringi lagu Indonesia Raya yang berkumandang melalui speaker komputer kelas. Pada awalnya, kami kebingungan ada apa dengan video ini, namun ternyata ada udang dibalik batu. Ada suatu makna yang tersirat dalam video tersebut. Ada maksud tertentu yang dimiliki Beliau.
Setelah selesai memutar video, dosen kita tercinta ini memulai kata pertamanya dikelas. Kata-kata yang sangat indah terucapkan dari mulut bunga desa ini. "Mengapa Indonesia begitu terburu-buru mengumumkan hari Nasional Batik?",tanya Ibu Niknik. Suasana kelas sepi dan tak ada yang menjawab. "Karena mereka tahu bahwa Batik mungkin tak lama lagi bukan menjadi milik Indonesia",jawab Ibu Niknik. Karena perasaan akan kehilanganlah manusia aka memulai lebih mencintai sesuatu. Oleh karenanya, Beliau mengajak kami semua untuk mulai detik ini belajar untuk mencintai Bahasa Indonesia. Belajar untuk menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dan hal tersebut merupakan tujuan kita semua dipertemukan dengan Ibu Niknik.
Omong-Omong mengenai Ibu Niknik, menurut kelompok kami, Beliau merupakan dosen yang unik. Mengapa? Dikarenakan aturan dikelasnya yang berbeda dengan kebanyakan dosen. Beliau mengadakan sebuah event didalam kelas yang bernama Kuis Bintang-Bintang dimana siapa yang berhasil mengumpulkan jumlah bintang sebanyak 20 buah diperbolehkan untuk tidak mengikuti UAS dan terjamin 100% memiliki hasil akhir A. Wow...Terkagumlah semua mahasiswa dikelas. Dengan metode seperti ini, pastilah semua mahasiswa akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan 20 bintang. Usaha yang dilakukan yaitu mempelajari kaidah-kaidah Bahasa Indonesia secara benar dimana secara tidak langsung mereka telah mempelajari materi-materi kuliah. Seperti menepuk 2 lalat dalam 1 tepukan. Apakah ada mahasiswa yang tidak menginginkan 20 bintang? Tentu tidak!!! Bayangkan!!! Kapan lagi kita dapat mendapatkan nilai UAS tanpa harus mengikuti UAS? Hal ini merupakan sesuatu yang langka. Oleh karenanya, semoga semua mahasiswa TIA dapat memperoleh 20 bintang. Kami senang, Ibu Niknikpun senang. Iya gak bu?? :p
Sekian kisah pertemuan kami dengan Beliau. Semoga blog ini bermanfaat untuk kedepannya. Terima kasih
Sekian kisah pertemuan kami dengan Beliau. Semoga blog ini bermanfaat untuk kedepannya. Terima kasih